“The Seven Sealed Stone”











Mungkin ada yang bingung atau asing dengan judul artikel ini dan menerka-nerka jenis permainan asing apakah tersebut. Namun, ini bukan nama permainan luar negeri kok, tapi hanya istilah keren dari permainan tradisional asal Indonesia yaitu “Bete Tujuh”.

Bete disini bukan singkatan dari Boring Total yang biasa digunakan remaja masa kini untuk menggambarkan kejenuhan, melainkan sebuah sebutan untuk puing-puing atau pecahan bahan bangunan, seperti genting atau batu.

Seperti namanya, permainan “The Seven Sealed Stone” atau “Bete Tujuh” merupakan permainan tradisional yang menggunakan tujuh bete sebagai alat bermain. Cara bermainnya sejenis dengan petak umpet, dimana ada seorang yang mencari, dan yang lainnya bersembunyi.
 Namun yang membedakannya, bila dalam petak umpet, pemain yang mencari memberikan waktu bagi pemain yang bersembunyi dengan berhitung, sedangkan waktu bersembunyi dalam permainan Bete Tujuh ditentukan dengan seberapa cepat sang penjaga menyusun betenya.
Untuk mengetahui cara bermain Bete Tujuh lebih jauh, berikut tahapan permainanya :

  • Cari teman bermain minimal tiga orang, tapi akan lebih seru apabila dimainkan lebih dari lima orang. 
  • Cari bete (umumnya pecahan genting) sebanyak tujuh buah, lalu tumpuk diatas tanah. 
  • Lakukan undian untuk menentukan siapa yang akan menjadi penjaga bete. Setelah penjaga ditentukan, lalu pemain yang lainnya diharuskan untuk menjatuhkan  tumpukkan bete tersebut, dengan cara melempar sebuah benda (biasanya sandal para pemain) ke arah bete dari jarak yang ditentukan, mirip dengan cara melempar dalam permainan bowling. 
  • Biasanya terdapat ketentuan dalam menjatuhkan tumpukan bete, yaitu apabila seorang pemain gagal menjatuhkan bete dalam tiga kali percobaan, maka pemain tersebut akan dikenakan sanksi yaitu menjadi si penjaga bete, sedangkan si penjaga akan menjadi pemain yang melempar. 
  • Ketika tumpukan bete berhasil dijatuhkan, permainan pun dimulai. Si penjaga bete harus secepatnya mengumpulkan dan menumpuk kembali bete yang berserakan untuk mempersingkat waktu para pemain bersembunyi, sementara pemain lain segera bersembunyi di tempat yang mereka tentukan. 
  • Setelah tumpukan bete berhasil ditumpuk kembali, si penjaga harus segera mencari para pemain yang bersembunyi sambil menjaga tumpukan bete, sebab apabila tumpukan bete rubuh atau berhasil dijatuhkan kembali oleh pemain lain ketika penjaga sudah menangkap satu atau lebih pemain, maka penjaga harus kembali menyusun bete tersebut, sedang pemain yang sebelumnya tertangkap, dapat kembali bersembunyi. Hal tersebut dapat sangat merepotkan penjaga, maka dari itu, biasanya dibuat peraturan dimana pemain yang menghancurkan tumpukan bete saat penjaga belum menemukan satu orang pun, maka pemain yang menghancurkan tumpukan tersebut, langsung dijadikan sebagai penjaga, dan penjaga sebelumnya diperbolehkan untuk bersembunyi. 
  • Untuk menangkap pemain yang bersembunyi, selain harus menemukan tempat persembunyiannya, untuk mematikan pemain yang bersembunyi, si penjaga harus menyebut nama pemain sambil menginjak atau yentuh sebuah alas (biasanya batu atau sandal penjaga) yang dijadikan tempat pembakaran, persis seperti mematikan lawan dalam permainan baseball. Apabila penjaga salah menyebutkan nama, atau menyebutkan nama tanpa menginjak atau menyentuh alas, maka pembakaran dinyatakan tidak sah, dan pemain yang ketahuan tersebut dapat bersembunyi kembali. 
  • Pemain yang bersembunyi diberikan dua buah pilihan untuk memenangkan permainan, yaitu dengan merubuhkan tumpukan bete atau mendahului penjaga dalam menginjak alas. 
  • Penjaga dinyatakan menang, ketika berhasil menemukan pemain terakhir yang bersembunyi tanpa menjatuhkan tumpukan bete. 
  • Pemain pertama yang berhasil dimatikan, akan bertindak sebagai penjaga di putaran selanjutnya, lalu permainan pun dimulai kembali.
Memenangkan permainan ini bukanlah hal yang mudah, sebab penjaga membutuhkan ketangkasan, konsentrasi, kesabaran dan kecepatan, untuk bisa menemukan seluruh pemain yang bersembunyi dan menjaga tumpukan bete tetap utuh. Maka dari itu, kadang penjaga yang lelah atau tak mampu meneruskan permainan akan menyerah bahkan dapat membuatnya meneteskan air mata.
Selain untuk bersenang-senang dan menghabiskan waktu luang, permainan ini pun berguna untuk melatih kemampuan motorik dan kemampuan kognitif (berpikir), juga dapat menjadi alternatif untuk menghilangkan candu terhadap video game atau online game.
Itulah segelintir informasi mengenai permainan tradisional Indonesia bernama “Bete Tujuh”. Mungkin kini sudah  kalah populer dengan permainan canggih masa kini, namun akan terus menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut kita lestarikan. 

Seal The Stone Or It Will Break As Soon!
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKEL MAIN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger