haduuh, mumet deh kalo ngomongin lisan. menurut gue, lisan itu merupakan benda/sesuatu yang bisa diibaratin sama "nuklir yang lebih sensitif dari induk hewan yang baru aja meahirkan, yang kalo mbeledug bisa ngancurin bumi dan jagad raya, yang suara ledakannya bisa didengar dalam radius bergoogol-googol tahun cahaya, yang efek jangka panjangnya udah ngga bisa dibayangin lagi. tapi, kalo dirawat bener-bener, bisa menghasilkan manfaat yang banyak, salah satunya adalah energi listrik yang bisa menyalakan/menghidupkan bergoogol-googol perangkat yang ada di dunia dan sekitarnya, termasuk komputer +internet yang bisa memunculkan hasil postingan gue di blog, dan masih bergoogol-googol manfaat lagi"
udah kebayang kan, lisan itu begimana kalo udah liat ibaratnya. pokoknya hati-hati deh sama yang namanya lisan. apalagi lisan orang tua, terutama ibu. banyak banget peristiwa nggak terduga gara-gara lisan ibu.
eh, lisan itu dari permainan lidah kan, nih gue ada kisah tentang lidah. renungkan kisah ini.
.
.
wassalamu'alaikum warahmatullah, wabarakatuh
udah kebayang kan, lisan itu begimana kalo udah liat ibaratnya. pokoknya hati-hati deh sama yang namanya lisan. apalagi lisan orang tua, terutama ibu. banyak banget peristiwa nggak terduga gara-gara lisan ibu.
eh, lisan itu dari permainan lidah kan, nih gue ada kisah tentang lidah. renungkan kisah ini.
.
.
Pada suatu ketika, sorang raja menyuruhh pembantunya untuk membeli bagian yang terbaik dari domba, dengan harapan ia akan bisa memberikan jamuan yang terbaik bagi tamu yang diundangnya, kemudian pembantunya pergi ke pasar, dan yang ia beli dari domba yang dipesan itu adalah lidahnya. Kemudia ia pun pulang dan dimasaknya lidah domba tersebut.
Setelah selesai dimasak, maka lidah domba tersebut dihidangkan kepada majikannya (sang raja). Maka sang raja pun merasa puas dengan apa yang dibeli oleh pembantunya (lidah domba). Keesokan harinya, sang raja menyuruh kembali pembantunya untuk membeli sesuatu yang terjelek dari domba, kemudian pembantunya pergi ke pasar, dan ia membeli bagian yang sama dari domba, yaitu lidahnya, lalu dibawanya pulang dan dimasaknya.
Setelah selesai dimasak, ia menghidangkan lidah domba tersebut kepada sang raja. Untuk kali ini sang raja merasa dihina oleh pembantunya; karena ternyata yang dibeli oleh pembantunya adalah lidah domba juga. Kemudian sang raja segera memanggil pembantunya dengan penuh rasa marah, setelah pembantu itu berada dihadapannya, sang raja menegurnya seraya berkata, ”Wahai ghulam! Apakah kamu bermaksud untuk mempermainkan aku? Pembantunya menjawab, ”Atas dasar apa Engkau mengambil kesimpulan seperti itu? Jawab sang raja, ”Ketika aku menyuruhmu untuk membeli bagian yang terbaik dari domba, yang kamu beli adalah lidahnya, dan ketika aku menyuruhmu untuk membeli bagian yang terjelek dari domba, ternyata kamu membeli lidahnya pula, bukankah ini artinya bahwa kamu hendak mempermainkan aku?
Pembantunya menjawab, ”Wahai tuanku! Ketahuilah bahwa lidah itu adalah sumbernya hikmah, akan tetapi lidah tersebut merupakan sumber pula untuk sebuah petaka. Apabila manusia menggunakannya dalam kebaikan, maka akan membawanya kepada kebaikan. Akan tetapi ketika digunakan dalam kejelekan, maka petakalah yang akan didapatkan oleh manusia.”
Setelah mendengarkan jawaban pembantunya, sang raja merasa bahwa, ternyata seorang pembantu yang dia anggap rendah kedudukannya memiliki kejernihan hati yang luar biasa. *pokoknya pesannya itu, lisan itu mustinya masuk ke dalam daftar sesuatu yang paling berpengaruh, jadi jaga baik-baik lisanmu. . .
wassalamu'alaikum warahmatullah, wabarakatuh
Post a Comment